BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Ada dua aspek yang perlu
dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan,
yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan
tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa
mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang
diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata
dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar
deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan
imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk
High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan
berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat
pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu
memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif
digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang
diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat
pengenbalian yang diharapkan.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur
keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap
secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya
imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum
memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan
menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang
untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka
penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan
meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat
memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas,maka masalah yang di
hadapi adalah :
·
Perbedaan antara risiko
dan tingkat pengembalian
·
Hubungan antara risiko
dan tingkat pengembalian
·
Tipe risiko dan
sumbernya
·
Bagaimana cara
menghitung risiko dan tingkat pengembalian
·
Model yang di gunakan
pada risiko dan tingkat pengembalian
BAB II
ISI
Definisi Risiko dan
Tingkat Pengembalian (Risk and Return)
a.
Pengertian
Risk
Bila
ingin menjadi pengusaha sukses, maka anda harus berani menghadapi risiko.
Kalimat tersebut dianggap resep untuk menjadi pengusaha dianggap sukses.
Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik itu risiko finansial maupun
manajerial.
·
Risiko finansial
Berkaitan
dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana finansial yang telah
ditentukan.
·
Risiko manajerial
Berkaitan
dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya yang pada
akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.
Risiko
dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran.
Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang
tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan
pada umumnya, terdapat suatu jargon “high
risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang
lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam
investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara
tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun
sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang
akan ditanggung sangat besar.[1]
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko
adalah uncertainty about future event,
adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan
yang mengarah kepada sekumpulan
hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah
diketahui oleh pengambilan
keputusan
2. Variasi
dalam keuntungan penjualan atau variabel
keuangan lainnya
3. Kemungkinan
dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H.
Moffet mengatakan bahwa risiko dasar adalah the
mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities.
Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan
keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu
definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko
dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan
dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Dalam penyusunan
anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha / penggantian aktiva
tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut dilaksanakan.
Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Misal : risiko aliaran kas ( cashflow )
dalam faktor diskonto ( dicountrate ) sebagai biaya modal. Apabila aliran kas
yang ada kita peroleh diwaktu yang akan datang tidak ada risiko, berarti kita
dapat menentukan dengan tepat, keputusan yang akan diambil. Hal ini karena
anggaran yang kita susun baik mengenai aliran kas masuk ( cash in flow ) maupun
aliran kas keluar ( cash out flow ) dianggap pasti terjadi dimasa yang akan
datang. Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka
perusahaan akan kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya
penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh perusahaan, lain jika unsur risiko
telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi penyimpangan perusahaan akan
lebih mudah menghitungnya.
Demikian pula biaya modal yang
harus dikeluarkan dalam anggaran modal. Apabila kita menganggap bahwa COC yang
akan dikeluarkan tanpa risiko, maka kita akan lebih mudah menghitungnya. Namun,
dalam kenyataannya COC tersebut kemungkinan akan naik atau turun. COC yang
turun bagi perusahaan akan menguntungkan, karena perusahaan mengeluarkan biaya
yang lebih kecil, tetapi jika COC tersebut naik, maka akan mengurangi kebutuhan
perusahaan. Apabila perusahaan menganggap bahwa biaya modal tersebut
konstan/risiko, maka perusahaan dapat menggunakan tingkat bunga bebas risiko (
freerate ).
Di Indonesia, nampaknya belum ada
tingkat bunga yang bebas risiko secara murni. Tingkat bunga SBI yang biasanya
digunakan sebagai acuan tingkat bunga bebas risiko sebenarnya juga mengandung
risiko. Walau lebih kecil risikonya dibandingtingkat bunga deposito bank-bank
di Indonesia. Apalagi dalam keadaan keadaan perekonomian yang kurang menguntungkan.
Besar tingkat risiko yang dimaksukan dalam panilainaan investasi akan
mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal. Apabila perusahaan
membangdingkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu investasi yang
dianggarkan, maka pemodal yang akan menanamkan dananya pada investasi tersebut
mengharapkan hasil/ mensyaratkan hasil ( required rate of return ) yang tinggi
pula dan terjadi sebaliknya.
Memang antara hasil dan risiko ( risk
and return ) memiliki hubungan linear yang berkebalikan. Semakin tinggi risiko,
maka semakin tinggi hasil yang diperoleh. Sebaliknya semakin rendah risiko maka
semakin rendah pula hasil yang
diperoleh/disyaratkan.
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat
dihindari, kita hanya dapat mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil
mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada
yang dapat dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat
diatasi perusahaan.
Risiko yang tidak dapat diatasi
perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Risiko
yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :
1. Risiko
individual
Risiko yang berasal dari proyek
investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek lain.
2. Risiko
perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa
mempertimbangkan keanekaragaman yang dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh
investor.
3. Risiko
pasar( market risk )
Risiko investasi ditinjau dari investor
yang menanamkan modalnya pada investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan
perusahaan-perusahaan lain.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap
investor dalam mengambil
keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang
timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi
ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan
strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
b.
Pengertian
Return[2]
Return
atau pengembalian adalah
keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu
dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J.
Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Beberapa pengertian return yang lain :
·
Return
on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih
dibagi ekuitas pemegang saham.
·
Return
of capital atau imbal hasil atas modal merupakan
pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal
hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah
pembayaran.
·
Return
on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan
membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang
mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
·
Return
on invested capital atau imbal hasil atas
modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan
dibagi total kapitalisasi perusahaan.
·
Return
realisasi merupakan return yang telah terjadi.
·
Return
on network atau
imbal hasil atas kekayaan bersih
merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
·
Return
on sales atau
imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi
perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan bersihnya yang
mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode
sebelumnya.
·
Return
ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang.
·
Total
return merupakan return keseluruhan dari suatu
investasi dalam suatu periode tertentu.
·
Return
realisasi portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di
dalam portofolio tersebut.
·
Return
ekspektasi portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di
dalam portofolio.
c.
Pengertian
Risiko
dan Tingkat Pengembalian
Risk
and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu
dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu
periode akuntansi. Hubungan antara
risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. bersifat
linear atau searah
2. Semakin
tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam
keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi
tersebut.
4. Kondisi
linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
d.
Hubungan
Karakteristik dengan Risk and Return
Menurut Paul L. Krugman dan Maurice
Obstfeld, bahwa pada kenyataanya, seorang investor yang netral terhadap risiko
cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin
aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang
hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi paritas suku
bunga. Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Takut
pada risiko (RISK AVOIDER)
Karakteristik
ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang
diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya
mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter
pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut dengan safety player.
2. Hati-hati
pada risiko (RISK INDIFFERENCE)
Karakteristik
ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu menghitung
terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan diaplikasikan. Bagi
kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara
ekstrem disebut sebagai tipe peragu.
3. Suka
pada risiko (RISK SEEKER atau RISK LOVER)
Karakteristik
ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan spekulasi
dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin menjadi
pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker adalah
mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini
yang paling mendominasi jika dilihat dari kedekatannya pada risiko.
Utility
Risk Avoider Risk Indefference
Risk
Seeker
0
Monetary Outcome
Keterangan
: Dari
gambar di atas, kita bisa memperhatikan bagaimana perubahan dan pergerakan
kurva pada tiga karakteristik dalam mengambil keputusan. Di mana terlihat risk
seeker akan terus naik ke atas, sementara risk avoider akan terus bergerak
turun ke bawah.
1.
Tipe-tipe
Risiko
|
|||||||
|
|
|
|
Keterangan :
·
Pure
Risk (Risiko Murni) : suatu ketidakpastian
terjadi, maka kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian. Risiko murni dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko,
yaitu:
1. Risiko aset fisik:
risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu
perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung
meletus, dll.
2. Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang
dialami oleh karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh
: kecelakaan kerja yang menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.
3. Risiko Legal : risiko dalam bidang kontrak yang
mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contoh :
perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti
penggantian kerugian.
·
Speculative
Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian
akan terjadinya untung atau rugi.
Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:
1. Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga
pasar. Contoh: harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
2. Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet, persentase
piutang meningkat.
3. Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan kas. Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar
hutang secara tepat, menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang
dimilikinya.
4. Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan
operasional yang tidak berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer
karena berbagai hal termasuk terkena virus.
·
Static Risk (Risiko
Statis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif asalnya dari masyarakat yang tidak berubah
yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh : ketidakpastian terjadinya
sambaran petir.
·
Dynamic Risk (Risiko
Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif timbul
dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi,
perkembangan teknologi.
·
Subjective Risk (Risiko
Subyektif) : berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami
keragu-raguan dan kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.
·
Objective Risk (Risiko
Obyektif) : probabilitas penyimpangan aktual
dari yang diharapkan sesuai dengan pengalaman.
2.
Sumber-sumber
Risiko
Menurut Eduardus
Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah :
·
Risiko
suku bunga. Naik turunnya
suku bunga perbankan akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan
keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan menyimpan dananya di bank
seperti dalam bentuk deposito, namun jika turun maka publik akan menggunakan
dananya untuk membeli saham.
·
Risiko
pasar. Kondisi risiko pasar dapat
dilihat pada saat fluktuasi pasar, krisis moneter, dan resesi ekonomi.
·
Risiko
Inflasi. Saat inflasi
daya beli masyarakat turun, sedangkan saat normal daya beli masyarakat naik.
·
Risiko
Bisnis.
·
Risiko
Finansial.
·
Risiko
Likuiditas.
·
Risiko
Nilai tukar mata uang
·
Risiko
Negara. Berkaitan dengan keadaan
politik.
- Risiko Sistematis, tidak sistematis dan Total
a. Systematic Risk (Resiko
sistematis)
Resiko
sistematis disebut juga dengan market
risk atau resiko umum.
Resiko sistematis
adalah resiko yang bisa
didiversifikasikan atau resiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh.
Contohnya krisis moneter pada tahun 1997 di Indonesia yang telah menyebabkan
banyak sekali perusahaan yang bangkrut dan
meningkatnya angka pengangguran. Selain itu terjadi pula pada tahun 2008
yaitu saat dunia dilanda krisis finansial
yang salah satunya disebabkan oleh kredit subrime
mortgage di Amerika Serikat (tahun 2008) yang sudah terlalu tinggi, dan
ternyata tidak bisa diatasi lagi.
b. Unsystematic Risk (Risiko tidak
sistematis)
Unsystematic
Risk disebut juga dengan resiko spesifik
atau resiko yang dapat didiversifikasikan.
Resiko yang
tidak sistematis yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja.
Jika suatu perusahaan mengalami Unsystematic Risk
maka kemampuan untuk mengatasinya
masih akan
bisa dilakukan, karena perusahaan
bisa menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya. Contohnya jika harga
sekuritas perusahaan jatuh, maka perusahaan menerapkan berbagai strategi
investasi.
c.
Total
Risk
Total
Risk adalah gabungan atau penjumlahan
antara Systematic Risk dan Unsystematic
Risk.
Rumus menghitung total
resiko:
Risk (%)
Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
Risiko
sistematis (systematic risk)
Gambar: Systematic Risk, Unsystematic Risk and Total
Risk
4.
Alternatif –alternatif Menghindari Resiko
Untuk
menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang dilakukan,
perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif
keputusan yang diambil adalah dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan
masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian strategi
investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategis akan menghasilkan nilai
yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari keputusan strategis
ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk
mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul
merupakan bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja
sulit untuk dihindari namun diusahakan resiko itu terjadi dalam jumlah yang
sangat minim.
5.
Mengelola Resiko
Dalam
aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk dihindari
sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk
memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada
dasarnya ada 4 cara yaitu :
• Memperkecil
resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung
resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut
tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
• Mengalihkan
resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut ketempat
lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko yang
sifatnya tidak tentu waktunya
• Mengontrol
resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya
resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan
satpam pada siang atau malam hari
• Pendanaan
resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna mengantispasi
timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar
dolar dipasaran maka kebijakan sebuah
bank adalah harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar
- Perhitungan Risiko
Sekedar informasi bahwa risiko yang
terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan
risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada model
perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi,
yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar
lebih komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran
return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan
dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.
·
Standar deviasi atau
simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari
return yang diharapkan.
·
Varian (nilai kuadrat
dari standar deviasi) adalah :
®
Dalam statistik, varian
adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan
pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka
variannya adalah 400.
®
Selisih pendapatan,
biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung pada
pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan,
diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.
·
Coefficient of
variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.
=
coef.
of variation =
varians return
standar deviasi
return yang diharapkan dari suatu surat
berharga
return ke-i yang
mungkin terjadi
probabilitas
kejadian return ke-i
Contoh
soal :
Tabel
: Perhitungan Varians dan Standar Deviasi pada Salah Satu Jenis Sekuritas
Return
|
Probabiitas
|
Ri
(pri)
|
Ri
- E( R )
|
[Ri
- E( R )]²
|
[Ri
- E( R )]² pri
|
Ri
|
pri
|
||||
0,11
|
0,3
|
0,033
|
0,031
|
0,000961
|
0,0002883
|
0,09
|
0,2
|
0,018
|
0,011
|
0,000121
|
0,0000242
|
0,12
|
0,1
|
0,012
|
0,041
|
0,001681
|
0,0001681
|
0,05
|
0,2
|
0,010
|
-0,029
|
0,000841
|
0,0001682
|
0,06
|
0,1
|
0,006
|
-0,019
|
0,000361
|
0,0000361
|
®
= 0,079
®
= 0,0006849
®
®
coef. of variation =
7.
Perhitungan Return
A. PERHITUNGAN
EXPECTED RETURN PADA SUATU SEKURITAS
Untuk menghitung return yang diharapkan
dari suatu sekuritas yang harus dipahami oleh seorang investor adalah dengan
memahami probabilitas dari kejadian yang akan terjadi.
Rumusnya:
Keterangan:
E
(R) =
Expected Return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = Probabilitas kejadian return ke-i
n = banyaknya return yang mungkin
terjadi
|
Ri
|
Pri
|
32%
|
0,06
|
14%
|
0,66
|
0%
|
0,14
|
-10%
|
0,07
|
B. PERHITUNGAN
EXPECTED RETURN PADA PORTOFOLIO
Apabila
seorang investor memiliki dana sebesar Rp.2 milyar dan melakukan keputusan
investasi pada portofolio A dan B.
SAHAM
|
JUMLAH
|
E
(R)
|
A
|
Rp.
800.000.000
|
10%
|
B
|
Rp.1.200.000.000
|
7%
|
Maka
kita dapat menggunakan rumus:
E (RP) =X A.E
(RA) + X B.E (RB)
Keterangan:
E
(RP) = expected return portofolio
E
(RA) = expected return saham A
E
(RB) = expected return saham B
XA = uang yang diinvestasikan pada saham A
XB = uang yang diinvestasikan pada saham B
Maka,
E
(RP) = (800.000.000) (0.10) + (1.200.000.000) (0.07)
= Rp.164.000.000
Persentasenya
E
(RP)% = x100%
= 8,2%
Maka
hasil hitungan dengan persentase akan memperlihatkan tingkat keuntungan untuk
portofolio 8,2% dari modal yang dimiliki oleh investor sebesar Rp.2 milyar.
C. MENGHITUNG
EXPECTED RETURN DARI SAHAM
Rumusnya:
Keterangan:
r
= keuntungan yang diharapkan dari saham
D1=
Dividen tahun 1
PO
= harga beli
P1
= harga jual
Seorang
manajer keuangan melakukan analisa keuangan pada perusahaannya. Deviden tahun 1
yang diperoleh sebesar Rp.5000 dengan harga beli dan harga jual masing-masing
adalah sebesar Rp.250 dan Rp.270. maka kita dapat menghitung keuntungan yang
diharapkan dari saham tersebut adalah:
sehingga
kita memperoleh hasil keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut adalah
Rp.20,8,-
8.
Model Yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat
pengembalian
1. CAPM
(Capital Asset Pricing Model)
Menurut
William F. Sharpe[3],
CAPM atau model penentuan harga aset
modal adalah model penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa
expected return atas sekuritas tertentu adalah fungsi linier positif dari
sensitifitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio.
CAPM
menjelaskan hubungan antara return dengan beta (β). Beta menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya
(saham secara keseluruhan)[4].
Besarnya risiko perusahaan ditentukan oleh beta.
β>1 menunjukkan harga saham
perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi perubahan
pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih besar dari 1%.
β<1 menunjukkan tidak terjadinya
kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar.
β=1 menunjukkan bahwa kondisinya
sama dengan indeks pasar.
Rumus
CAPM yaitu:
Ri=
Rf +βi (Rm-Rf), atau
Ri=
Rf +(Rm-Rf)βi ,
atau
Ri=
(1-βi )Rf + βi .Rm
Keterangan:
Ri
= Return saham i
Rf
=
Return investasi bebas risiko (Risk Free)
βi
= beta saham i (indikator risiko sistematis)
Rm
= Return pasar (return market)
2. APT
( Arbitrage Pricing Theory)
APT merupakan teori yang
dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976 dimana beliau menyatakan
bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Rumusnya:
Ri
= αi
+ βi Rm
+ ei
Keterangan:
Ri
= Return saham i
αi = Alpha saham i
βi
= beta saham i
Rm
= Return pasar
ei = random error
9.
Pengambilan
Keputusan Dalam Berbagai Kondisi
Tindak
lanjut dalam bidang investasi yang terpenting adalah pengambilan keputusan (decision making). Ada berbagai kondisi
yang sering muncul dalam pengambilan keputusan namun secara umum dapat dibagi
menjadi tiga saja, yaitu:
a.
Kondisi
pasti
Dalam
kondisi pasti proses pengambilan keputusan
yang dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang
diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan sebagai penyelesaian
pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ini, yaitu menggunakan program linier
atau secara aljabar linier, dan analisis jaringan kerja.
b.
Kondisi
Tidak Pasti
Pada
kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks dalam artian keputusan
yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang mungkin
diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan minimnya
informasi yang diperoleh baik informasi yang
sifatnya hasil penelitian maupun rekomendasi lisan yang bisa dipercaya. Untuk
menghindari timbulnya masalah dalam situasi yang tidak pasti seperti ini adalah
sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu, mencari informasi sebanyak mungkin
dan mempergunakan beberapa metode pengambilan keputusan yang paling sesuai
dengan setiap kondisi masalah yang mungkin timbul. Hal ini
dapat menggunakan:
·
metode
laplace → proses pengambilan
keputusan dengan asumsi bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah
sama besarnya.
·
Metode
maximax → proses pengambilan
keputusan dengan hanya mengutamakan hasil yang paling optimistik dan
mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi.
·
metode maximin→
proses pengambilan keputusan dengan memilih alternatif yang minimalnya paling
besar.
·
metode
regret →
proses pengambilan keputusana dengan didasari pada hasil keputusan yang maksimal berdasarkan data pada
masa lalu sebagai bahan perbandingannya.
·
metode
realism →proses
pengambilan keputusan dengan menggabungkan metode maximax dan maximin.
c.
Kondisi
konflik
Pada
kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan menimbulkan
dampak yang mungkin saja dapat merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan
seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang
saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Untuk menyelesaikan
masalah di sini
biasanya dilakukan pendekatan secara teori permainan, yang dalam dunia bisnis
teraplikasi dalam bentuk tawar-menawar harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau kesepakatan.
BAB III
KESIMPULAN
·
Return dan
risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko (risk) yang ditanggung, semakin besar
pengembalian (return) yang harus
dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang diharapkan, semakin
kecil risiko yang ditanggung.
·
Model
perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi,
yaitu secara standar deviasi dan varian
·
Tingkat
pengembalian faktor yang perlu diperhatikan adalah seperti harga saham,dividend
yang perlu.
·
Hubungan antara
risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1.
bersifat linear atau searah
2.
Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3.
Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4.
Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal
DAFTAR PUSTAKA
·
Brealey,
Myers, dan Marcus. 2007. Dasar- dasar Manajemen Keuangan. Perusahaan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
·
Fery N. Indroes dan
Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006, hal. 7
·
Irham Fahmi dan Yovi
Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis Investasi “Teori dan Soal Jawab”,
2009, hal. 151-152
·
Guru besar keuangan di
Stanford University Graduate School of Business. Pada tahun 1990 mendapat
hadiah Nobel di bidang ekonomi. Beliau merupakan salah satu orang yang
memunculkan pemahaman CAPM pada tahun 1960-an selain Lintner dan Mossin.
·
Irham Fahmi dan Yovi
Lavianti Hadi,2009,TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI:Teori dan soal
jawab,Alfabeta, Bandung, hal.140. Lihat juga Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya,2005,
Riset Manajemen Keuangan, Gramedia, Jakarta, hal.36.
·
Google.com
·
Wikipedia.com
[1] Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006,
hal. 7
[2] Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis
Investasi “Teori dan Soal Jawab”, 2009, hal. 151-152
[3] Guru besar keuangan di Stanford University Graduate School of
Business. Pada tahun 1990 mendapat hadiah Nobel di bidang ekonomi. Beliau
merupakan salah satu orang yang memunculkan pemahaman CAPM pada tahun 1960-an
selain Lintner dan Mossin.
[4] Irham Fahmi dan Yovi
Lavianti Hadi,2009,TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI:Teori dan soal
jawab,Alfabeta, Bandung, hal.140. Lihat juga Said Kelana Asnawi dan Chandra
Wijaya,2005, Riset Manajemen Keuangan, Gramedia, Jakarta, hal.36.
Thanks :-) Ini Sangat Membantu
BalasHapusiya...masama
Hapuslengkap sekali penjelasannya ,, izin copy buat makalah saya ya! terimakasih
BalasHapussilakan...
Hapusbaguuss.. izin copy yaah,,, buat tugas :)
BalasHapusBermanfaat banget .. izin copy buat tugas yaa, thanks
BalasHapuskak kok gambarnya gak jelas ??
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIzin copy buat tugas saya , terimakasih banyak
BalasHapusIzin copy buat tugas saya , terimakasih banyak
BalasHapusIzin copy tugasnya. terimakasih Banyak :)
BalasHapuskok diaku gambarnya ga mau kebuka ya kak :(
BalasHapussemoga bermanfaat ya...
BalasHapusuntuk gambar yg tidak terlihat mgkn krn sudah lama jadinya eror atau mgkn ini ulah virus berbahaya. Sungguh misteri (peace, bcanda)